Kamis, 02 Mei 2013

51. Pangeran Diponegoro, Pahlawan dan Pemimpin Teladan Bangsa

Jauh sebelum para pahlawan Indonesia membebaskan tanah nusantara dari cengkraman penjajah, Pangeran Diponegoro telah berusaha mengusir penjajah ketika awal dimulainya kegiatan penjajahan oleh kolonial Belanda di Pulau Jawa.
Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785, memiliki nama kecil Mustahar dan nama gelar kerajaannya adalah Raden Mas Ontowiryo, Pangeran Diponegoro merupakan anak dari Sultan Hamengkubuwono III. Entah saya tidak tahu bagaimana hingga akhirnya beliau mendapatkan julukan sebagai Pangeran Diponegoro.
Kerendahan hati Pangeran Diponegoro sudah terlihat sejak ia masih kecil, Pangeran Diponegoro menolak keinginan ayahnya untuk mengangkatnya menjadi raja. Beliau menyadari bahwa terlahir hanya dari selir dan bukan dari permaisuri sehingga merasa kurang pantas untuk menjadi pewaris tahta kerajaan. Pangeran Diponegoro memilih tinggal bersama masyarakat biasa di Tegalrejo dengan hidup secara sederhana meninggalkan statusnya yang merupakan bagian dari keluarga keraton.
Kepedulian Pangeran Diponegoro terhadap penderitaan rakyatnya atas kedatangan kolonial Belanda yang menyengsarakan masyarakat Jawa kala itu. Belanda mulai memberlakukan pembebanan pajak kepada rakyat dan membangung tiang pancang secara sembarangan untuk pembangunan jalan dengan tidak peduli terhadap adat istiadat dengan membangun jalan di lahan yang dianggap sakral oleh masyarakat.
Pangeran Diponegoro akhirnya terpanggil untuk melakukan perlawanan kepada Belanda dengan menghimpun kekuatan dari masyarakat sipil. Memanfaatkan karisma yang dimilikinya, Pangeran Diponegoro berhasil meyakinkan masyarakat untuk bersama-sama melakukan perlawanan yang dipimpin langsung olehnya.
Perlawanan rakyat yang awalnya dilakukan oleh Pangeran Diponegoro akhirnya menyebar hampir di seluruh wilayah Pulau Jawa. Hingga akhirnya dikenal Perang Diponegoro selama 5 tahun sejak 1925-1930 yang ketika itu benar-benar membuat kewalahan kolonial Belanda dan dapat disebut sebagai perang terbesar di Pulau Jawa ketika itu bahkan tidak ada yang menduga akan terjadi perang dalam waktu yang sangat lama dan area perang yang begitu luas.
Kota Semarang menjadi saksi perjuangan heroik Pangeran Diponegoro ketika melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens. Daerah dataran tinggi Semarang di Jatingaleh berhasil ditaklukan oleh Pangeran Diponegoro dan wilayah yang direbut meluas hingga ke Ungaran.
Prajurit Pangeran Diponegoro akhirnya semakin terdesak karena sudah minimnya persediaan makanan dan senjata. Prajurit Kolonial akhirnya mampu mengepung Pangeran Diponegoro di Magelang dan akhirnya memaksa Pangeran Diponegoro untuk menyerah. Perang Diponegoro berakhir pada 28 Maret 1830.
Suasana Penangkapan Pangeran Diponegoro
Suasana Penangkapan Pangeran Diponegoro
Perang diakhiri dengan sebuah negosiasi agar pasukan Pangeran Diponegoro mengakhiri kegiatan perlawanan. Melalui sikap pemberani yang dimilikinya Pangeran Diponegoro mengajukan penawaran kepada Belanda untuk menangkapnya saja sebagai jaminan berhentinya perlawanan dan membebaskan semua sisa prajurit yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro.
Sikap ksatria dan rela berkorban yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro serta kearifan dan kejujurannya yang memang sangat terkenal akhirnya membuat Belanda sepakat untuk menangkap Pangeran Diponegoro saja. Memang akhirnya perlawanan di Pulau Jawa kala itu berhenti seiring dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro. Setelah ditangkap, Pangeran Diponegoro diasingkan di Benteng Rotterdam, Makassar. Pangeran Diponegoro wafat di tempat pengasingannya pada tanggal 8 Januari 1855.
1352560990287724044
Perjuangan yang begitu membanggakan oleh Pangeran Diponegoro di Semarang, menginspirasi Universitas swasta di Semarang untuk mengganti namanya menjadi Universitas Diponegoro. Pada tanggal 9 Januari 1960 pengukuhan Universitas swasta Semarang yang disahkan menjadi Universitas negeri dilakukan langsung oleh Presiden Ir. Soekarno. Atas saran Bung Karno pula akhirnya Universitas swasta Semarang berubah namanya menjadi Universitas Diponegoro. Hingga saat ini Universitas Diponegoro menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia dengan misinya untuk menjadi universitas riset yang unggul pada tahun 2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar