Jumat, 03 Mei 2013

69. CINTAKU BERUJUNG PERPISAHAN

Cinta hanya sebuah kata yang sederhana. Tapi, cinta sudah membuat diriku berubah. Sekarang itulah yang telah aku rasakan. Sebuah cinta. Aku tak tau kenapa karna cinta orang rela mengorbankan segalanya sekalipun nyawa. Aku tak mengerti apakah itu cinta. Aku hanya anak remaja yang sedang merasakan cinta.

Aku mulai merasakan cinta saat aku bertemu dengan ilham. Aku kebetulan bertemu dangan nya. Berawal saat dia menjatuhkan bukuku saat aku berjalan ke laboratorium sekolah. Aku suka padanya sejak pandang pertama. Tapi aku tau aku gak layak buat dia. Dia pintar sedangkan aku biasa saja. Namun aku tetap memendam rasa kepadanya.

Aku terus mencoba agar bisa lebih dekat kepadanya. Tapi sayang, Clara selalu menghalangi aku untuk selalu dekat dengan ilham. Clara juga suka sama ilham. Walau begitu aku gak bakal putus asa. Aku akan terus berusaha mendapatkannya. Namun bagai mana caranya jika aku gak berani mengungkapkan semuanya di depan ilham.
Cintaku Berujung Perpisahan
Hingga suatu hari disaat aku berjalan pulang sambil memegang beberapa buku. Aku mulai berjalan perlahan lahan menuju rumah. Lelah sudah biasa. Tiba tiba ilham datang dengan motornya mengajakku pelang bareng. Katanya rumah nya satu arah dengan rumahku. Aku senang bisa duduk di belakang nya sambil perlahan lahan aku mulai memeluknya.

Sejak saat itu aku mulai sering jalan sama dia. AKu gak peduli walau Clara mengancamku untuk tidak mendekati ilham. Yang penting sekarang aku mulai dekat dengan ilham. Aku senang walau ilham hanyaa menganggapku teman biasa.
Setiam pulang sekolah aku selalu di temaninya, setiap aku ke labolatorium aku selalu bersamanya. Jika satu hari saja aku tidak bersamanya, apa jadinya aku. Apakah ini yang namanya cinta??

Ingin sekali aku mengatakan semuanya didepan ilham. Ingin sekali aku bilang I LOVE YOU. Tapi seperti ada sesuatu yang membuatku tidak bisa mengatakan semua itu.

Hingga suatu hari
“Christi…….” Panggil papa
“iya pa” jawabku sambil berlari mendekati papa
“papa mau jodohin kamu sama anak teman papa yang nama nya Revan”Kata papa pelan
“papa tapi aku gak cinta sama Revan, aku Cuma cinta sama ilham”kataku keras
“ilham lagi. Papa gak suka kamu dekat sama ilham. Dia gak bisa ngebahagiain kamu”ucap papa marah
“gimana dia gak bisa ngebahagiain aku? Cuma aku deket dia aja aku udah bahagia”Ucapku sambil berdiri di depan papa.
“terserah kamu mau bilang apa” kata papa marah sambil pergi menjauhiku.

Aku terus mencoba melupakan itu semua. Aku gak bakal bisa cinta sama Revan. Aku hanya cinta sama ilham. Apapun yan ter jadi aku gak bakal mau ber pisah sama ilham.

Di sekolah aku terus memandangi ilham. Jika aku sudah di jodohkan dengan Revan mungkin aku gak bakal bisa ngeliat ilham lagi. V.V
“Christi…….. pulang bareng yuk??”ucap ilham tiba tiba
“gak usah kamu pulang sendiri aja”kataku
“yakin……”candz ilham
“udah kamu sendiri aja”
Sesungguhnya aku sangat ingin seperti dulu lagi. Duduk dibelakan nya sambil memeluk ilham. Tapia pa jadinya jika papaku melihatku bersama ilham.

Tiba tiba mobil merah berhemti tepat di sebelahku. Ternyata itu Revan. Aku sangat tidak mengharapkan dia Disini.
“Christi……. Pulang bareng yuk”katan Revan
“gak usah”jawabku singkat
Bukanya pergi Revan malah menarik ku masuk kemobilnya. Terpaksa aku pulang bersamanya. Apa hebatnya dia?? Sehingga papa selalu memuji mujinya. Apa karena dia kaya?. Dari dulu aku tidak pernah mengharapkan hartanya. Aku hanya butuh cinta.

Keesokan harinya di sekolah……………
“Christi…………..sebenarnya….”ucap ilham meragukan
“sebenarnya kenapa???”tanyaku bingung
“Sebenarnya aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacarku?”Kata ilham agak ragu ragu
“Aslinya aku juga suka sama kamu, tapi aku gak bisa nerima cinta mu. Papaku pasti akan marah besar kalau aku jadian sama kamu” ucapku memberanikan diri.
“Ooooo ya udah…”
“maaf ya ilham”
Ilham selalu mencoba supaya ku mau nerima dia. Namun aku tetap gak bisa nerima kamu ilham. Sorry ya ilham, aku belum siap ngasitau kamu kalo aku mau menikah dengan Revan seminggu lagi.

Saat aku di café tiba tiba ilham datang. Ilham langsung memegang tanganku sambil memberikan setangkai bunga mawar dan sebuah cincin.
“Aku gak bisa nerima ini semua ilham”ucapku
“kenapa?”Tanya ilham bingung
Aku tidak menjawabnya, aku hanya memberikan kertas undangan pernikahanku dengan Revan. sebenarnya aku tidak mengharapkan pernikahan ini. Aku gak pernah cinta sama Revan. Aku hanya pergi menjahui ilham. Aku gak bisa membayangkan bagai mana perasaan ilham. Yang penting aku tetap sayang kamu kok ilham.

Maafin aku ya ilham, aku udah buat kamu sedih. Walau aku udah ada yang punya aku tetep sayang kamu ilham.

Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Revan. Aku sangat tidak bersemangat. Aku gak pernah cinta sama Revan. Walau sekaya apapun dia. Aku tidak senang gaun ini, aku tidak senang mahkota pengantin ini. Aku hanya mau ilham disini. Walau untuk terakhir kalinya. Tapi mana mungkin dia mau datang.
Sekarang waktunya pengucapan janji. Tapi mulutku rasanya seperti bisu. Aku gak akan bisa mengucapkan janji cinta kepada Revan. Aku hanya mengharapkan cinta dari ilham.
Tiba tiba aku melihat ilham di luar hotel tempat acara pernikahanku di langsungkan. Ilham hanya meneteskan air mata sambil memegang setangkai bunga mawar merah.
Aku gak tahan …….. aku gak sanggup ngelihat ilham sedih karena aku. Kamu gak usah nangis ilham. aku tetap sayang kanu kok. I LOVE YOU. Ucapku dalam hati.

Tak kuasa…… aku pun berlari menuju ilham. namun ilham malah berlari menjauhiku.
“ilham……. kamu jangan pergi aku gak mau kamu sedih. Aku gak bakal pernah bisa mencintai Revan. Yang ada di hatiku Cuma kamu. I LOVE YOU ilham.”

Ilham pun berhenti dan berbalik menujuku. Ia pun berdiri tepat di depanku.
“Christi…….. aku sayang kamu. Aku gak bisa ngeliat kamu bersamanya. Dia gak pantas buat kamu. I LOVE YOU Chris . Semoga kamu bahagia ya bersamanya” ucap ilham sambil meneteskan air mata. Ilhampun mencium keningku lalu berlutut menjulurkan setangkai bunga mawar. Perlahan aku menerima bunga mawar itu. “Aku yakin kamu akan bahagia bersama nya” ucap ilham dengan air mata yang terus bercucuran.
“Aku gak akan bisa bahagia bersamanya, aku hanya bisa bahagia jika bersamamu walau hanya sebentar “
“I LOVE YOU”
Tiba tiba Revan menarikku menjahun dari ilham. Hanya setangkai bunga mawar merah yang bisa ku kenang darinya. “I LOVE YOU ilham” aku harap kamu gak akan terus menangis karena ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar